Istikharah adalah salah satu ibadah yang agung untuk dilakukan. Di dalamnya merangkum nilai tawakkal yang sempurna, keberserahdirian kita kepada Rabb Yang Maha Kuasa karena memang seperti itulah seharusnya kita menghamba. Sering kali istikharah menjadi jalan keluar terbaik bagi seorang muslim yang tengah dirundung kegalauan. Meski istikharah saat ini identik dengan kegalauan jodoh, namun ibadah ini bisa kita lakukan untuk menjawab berbagai macam kegalauan lainnya. Bingung mau masuk kuliah dimana? Istikharah. Bingung ketika hendak diberikan sebuah amanah? Istikharah. Bingung dengan berbagai pilihan yang ada di hadapan kamu? Istikharah...

Lalu bagaimana istikharah itu dilakukan dan apa yang harus kita pahami dari istikharah?
Istikharah dilakukan sebagaimana shalat sunnah dua rakaat pada umumnya. Tidak ada tambahan gerakan lainnya. Kemudian setelah selesai salam kita pun melantunkan doa istikharah. Apa makna dari do'a istikharah? Di sini lah letak indahnya sebuah istikharah :)

Memaknai Do'a Istikharah


 اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك
Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu,   

Ya, karena sejatinya ilmu yang kita miliki tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan ilmu yang Allah miliki. Itu sebabnya Allah membenci orang-orang yang lalai dari berdo'a dan merasa dapat melakukan segalanya seorang diri saja. Maha Suci Allah dengan seluruh ilmu Nya. Kemudian do'a dilanjutkan dengan...

 وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ,فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ
Aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, Aku meminta kepada- Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. 

Da kita mah apa atuh? Allah adalah Dzat yang dapat memungkinkan segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak Nya. Mudah bagi Allah untuk mengatur semua yang ada di sekitar kita. Apa yang kita ketahui saat ini hanyalah yang dzahir saja, Apakah kita juga tau dengan perkara bathin dan ghaib? Apalah daya kita dibandingkan dengan Allah Yang Maha Kuasa?
Jika istikharah berkaitan dengan perkara hati maka Allah lah pemilik semua hati. Mudah bagi Allah menggerakkan hati pada kebaikan, mudah bagi Allah untuk menyuburkan kembali hati yang tandus, mudah bagi Allah untuk merubah hati seseorang dari cinta menjadi benci, begitu pula sebaliknya. 

Kemudian kita pun meletakkan tawakkal kita, kerelaan, keberserahdirian akan apa yang menjadi pilihan Allah atas hidup kita dengan lanjutan dari do'anya...

 اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ،
Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. 

Jika perkara itu baik maka takdirkanlah, mudahkanlah dan berkahilah pilihan itu. Apakah cukup sampai disitu? Kemudian dalam do'a berikutnya, kita pun turut memohon

 وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى – قَالَ – وَيُسَمِّى حَاجَتَهُ
Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya.

Jika perkara yang kita minta adalah hal yang dapat melalaikan kita maka Allahumma palingkan diri kita dari pilihan itu, dan palingkanlah hal itu dari diri kita. Palingkanlah kita darinya, dan palingkanlah hal itu dari kita. Takdirkanlah kepada kita takdir yang terbaik serta jadikan kita ridha dengan pilihan Allah.

Selesai mengucapkan do'a tadi, kita pun menyebutkan masalah yang kita hadapi. Curhat kepada Rabb Semesta yang selalu kita agungkan dalam setiap sujud kita. Indah sekali, betapa paripurnanya do'a ini untuk menjawab semua kegalauan yang kita hadapi.

Kemudian setelah itu istikharah identik dengan mimpi. Ya, banyak diantara kita mengira bahwa jawaban dari istikarah adalah mimpi. Maka...

Mimpi, Inikah Jawaban dari Istikharahku?

Setelah beristikarah, beberapa dari kita pun menunggu jawaban itu ada. Berharap Allah akan menjawab semua kegalauan kita melalui mimpi. Hm... Imam An Nawawi pun menjawab, "Tidak sama sekali. Karena mimpi adalah perkara yang dzan (praduga)." 

Apalah kualitas mimpi kita... Kita bukan seorang muhaddats sebagaimana yang Rasul beritahukan kepada para sahabat. Kita juga bukan seorang yang 'alim lagi faqih. Sehingga banyak dari mimpi kita sebatas hasil dari hawa nafsu yang ada pada alam bawah sadar saja, tidak lebih. Nah, terus kita harus ngapain?

Imam Asy Syafi'i memberikan sebuah nasihat yang kurang lebih berbunyi:
"Jika kamu dihadapkan dengan banyak pilihan dan kesemuanya baik, namun kamu kebingungan mana diantara kesemuanya yang harus kamu pilih. Maka pilihlah yang berlawanan dengan hawa nafsumu."

Loh kok begitu ya? Hm... coba cari tau dulu kenapa kita harus menjauhi hawa nafsu :)

Selain saran Imam Syafi'i ada lagi gak ya?
Ada, jawabannya kamu cukup berjalan di jalan yang kamu yakini, dan yakin bahwa apapun yang terjadi kelak pasti memiliki tujuan, pasti merupakan yang terbaik dari Allah untuk kita. Maka tugas kita pun setelahnya adalah terus menjadikan langkah kita sebagai pelajaran dan terus meningkatkan indera penangkap hikmah dari apa yang ada di sekitar kita :)

Selamat beristikharah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar