Tidakkah kamu memerhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu atas izin Rabb Nya.”
~ Ibrahim: 24-25 ~

Sebuah pohon amat sering dijadikan sebagai analogi untuk segala sesuatu yang baik. Seorang muslim yang baik salah satunya juga sering diibaratkan seperti sebuah pohon yang baik. Pohon dengan akar yang kuat menghujam ke bumi, dan batang yang berdiri tegak dan tinggi, ranting yang rimbun. dilengkapi dengan buah yang harum lagi manis yang dapat dipetik siapapun yang melewati pohon itu. Seperti apakah pohon yang baik itu?
"... akarnya kuat ..."
Seorang muslim itu memiliki pondasi yang kuat di dalam dirinya. Pondasi dengan material dasar iman dan tauhid yang lurus. Ianya terhujam dengan baik di dalam diri karena tanpa iman dan tauhid yang lurus maka seorang muslim akan mudah untuk gugur. Terpaan badai  yang besar takkan mampu goyahkan pohon dengan akar yang kokoh. 
"... dan cabangnya (menjulang) ke langit ..."
Salah satu hasil dari akar yang kuat dan menghujam ke dalam tanah ialah batang serta ranting yang tinggi lagi rimbun. Kerimbunannya meneduhkan setiap pejalan kaki yang datang melewatinya. Dedaunannya yang rimbun menghasilkan oksigen yang menyegarkan untuk bernafas bagi setiap makhluk hidup. Kehadiran seorang muslim menyejukkan serta terus memberikan kebaikan kepada siapa pun yang berada di sekitarnya. Senantiasa memberi dengan tulus, bagai Sang Surya menyinari dunia.
"... Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu ..."
Setelah memiliki akar yang kuat, batang yang kokoh lagi tegak serta ranting-ranting yang rimbun, pohon yang baik juga disempurnakan dengan buahnya yang baik. Buah yang dapat dipetik oleh siapapun yang berada di sekitarnya. Buah yang harum lagi manis, kaya akan gizi, menutrisi serta memberikan kesehatan bagi setiap orang sehingga dapat beraktivitas lagi.

Yang menarik dari ayat ini adalah diksi yang Allah pilih untuk digunakan di dalamnya. Kata tu'tii ukulaha yang digunakan di dalam ayat ini memiliki kesamaan arti dengn tu'tii syajaratahaa. Namun Allah memilih tu'tii ukulaha sebab makna dari keduanya tidaklah sama :)

Suatu ketika seseorang datang dan ingin menghadiahkan buah semangka yang amat disukai sahabatnya. Ia beli buah tersebut kemudian dilemparkan ke kepala sahabatnya. Duak! Keras sekali. Kemudian Ia pun berkata, "Mohon maaf, itu semangka Saya hadiahkan untuk kamu ya." Hal seperti ini masih dapat diartikan sebagai tu'tii tsamaratahaa.

Seseorang yang lainnya juga ingin menghadiahkan semangka. Ia pun pergi ke pasar buah terbaik dan mencari buah semangka terbaik. Dipotongnya semangka itu dengan rapi kemudian disajikan diatas piring yang cantik. Ia lumuri semangka itu dengan coklat dan susu yang amat disukai sahabatnya kemudian menyajikannya lengkap dengan garpu serta berkata, "Wahai sahabatku, kuhadiahkan semangka ini untukmu." Seperti inilah tu'tii ukulahaa. :)

Dari sini kita pun dapat mengambil beberapa ibrah, salah satunya adalah pentingnya bagi kita sebagai seorang muslim untuk senantiasa dapat memberikan kemanfaatan melalui cara-cara yang indah, cara-cara yang baik, cara-cara yang menyenangkan. Oleh karenanya, mari belajar dari perumpamaan sebuah pohon ini. Semoga setiap diri kita mampu menjadi manusia-manusia yang senantiasa menebar kemanfaatan kepada sekitarnya dengan cara-cara yang baik :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar